SISTEM SARAF
by Lutfi H Basri
Tubuh manusia dilengkapi tiga perangkat pengatur kegiatan tubuh yang terdiri dari sistem saraf, sistem hormon (endokrin), dan pengindraan. Sistem saraf bekerja dengan cepat untuk menanggapi adanya perubahan lingkungan yang merangsangnya. Pengaturan sistem saraf dilakukan oleh benang-benang saraf.
Sistem saraf dalam melakukan fungsinya sama seperti pesawat telepon rumah kita. Dia butuh kabel untuk bisa digunakan dalam berkomunikasi. Dalam beberapa detik setelah kita menekan nomor tujuan kita, kita langsung dapat berkomunikasi dengan seseorang yang jauh dari rumah kita. Seperti itulah fungsi sistem saraf kita.
Sistem saraf akan bekerja lebih cepat dibandingkan pesawat telepon rumah yang kita kenal saat ini. Sistem saraf juga memiliki kabel yang berupa sel-sel saraf yang menghantarkan rangsang dari indra (reseptor) menuju ke pusat saraf, dari pusat saraf menuju ke indra (reseptor) kembali. Indara inilah alat yang mampu menerima rangsang.Rangsang ini adalah penyebab terjadinya perubahan dalam atau bagian tubuh. Rangsangan dapat berasal dari luar tubuh, misalnya berupa bau, rasa pahit-manis, sentuhan, cahaya, suhu, tekanan atau gaya berat. Indra yang bisa menerimanya disebut reseptor luar (eksteroseptor). Ada juga rangsangan dari dalam tubuh sendiri, dapat berupa rasa lapar, kenyang, nyeri, dan kelelahan. Indra yang dapat menerima rangsangan dalam ini disebut reseptor dalam (interoseptor).
1. SEL SARAF
Sel saraf ini adalah bagian fungsional utama dalam sistem saraf. Kesatuan struktural dan fungsional sistem saraf disebut neuron. Neuron tersusun atas badan sel saraf, serabut-serabut saraf, dan selubung-selubungnya (lihat gambar). Badan sel saraf mengandung inti sel yang berbentuk vesikuler (seperti pembuluh) dengan membran yang tipis. Inti sel mengandung satu anak inti besar yang kaya akan RNA (asam ribonukleat) dan sitoplasma yang disebut neuroplasma. Ada 2 macam serabut sel saraf, yaitu dendrit dan akson.
Dendrit merupakan serabut saraf pendek, biasanya bercabang-cabang dengan bentuk dan ukuran berbeda-beda. Dendrit berfungsi menerima impuls (rangsang) yang datang dari ujung akson neuron lain untuk dibawa menuju ke badan sel saraf. Sedangkan akson merupakan serabut yang panjang dan umumnya tidak bercabang. Fungsi akson adalah meneruskan impuls dari badan sel saraf ke kelenjar dan serabut-serabut otot. Panjang akson mencapai ratusan sentimeter.
Selubung sel saraf yang mengelilingi akson terdiri dari substansi lemak sehingga berwarna putih. Selubung ini tidak berinti dan dinamakan selubung mielin. Selubung mielin tersusun dari rangkaian sel-sel schwann. Pada pertemuan antara selubung mielin satu dengan lainnya terdapat bagian yang tidak terlindung, bagian ini disebut Nodus Ranvier. Nodus Ranvier berfungsi untuk mempercepat jalannya impuls. Menurut struktur dan fungsinya, neuron dapat dikelompokkan menjadi tiga (gambar)
Nama | Struktur | Fungsi |
Neuron sensorik | Badan selnya bergelombang membentuk ganglion, aksonnya pendek, dan dendritnya panjang | Membawa rangsangan ke sistem saraf pusat |
Interneuron (neuron intermediet) Atau neuron konektor | Dendritnya pendek dan aksonnya ada yang pendek dan panjang | Menerima impuls dari neuron sensori atau neuron intermediet lainnya |
Neuron motor | Dendrit pendek dan aksonnya panjang | Membawa/meneruskan sistem saraf pusat ke efektor |
2. PRINSIP PENGHANTARAN IMPULS
Impuls (rangsangan) yang diterima oleh neuron sensori dihantarkan melalui sel saraf dan sinapsis. Sinapsis merupakan titik pertemuan antara terminal neuron yang satu dengan lainnya.
- Penghantaran Lewat Sel Saraf
jika tidak ada rangsangan neuron dikatakan dalam keadaan istirahat. Muatan listrik diluar membran neuron adalah positif, sedangkan muatan listrik didalam neuron adalah negatif. Keadaan seperti ini juga disebut polarisasi. Jika neuron dirangsang dengan kuat, maka permiabilitas membran akan berubah. Akibatnya, polarisasi membran berubah, polarisasi mengalami pembalikan dilokasi tertentu. Kemudian proses pembalikan polarisasi diulang sehingga menyebabkan rantai reaksi. Dengan demikian, impuls berjalan sepanjang akson. Setelah impuls berlalu, membran neuron memulihkan keadaannya seperti semula. Selama masa pemulihan ini, impuls tidak bisa melewati neuron tersebut. Waktu ini disebut periode refraktor.
- Penghantaran Lewat Sinapsis
Sinapsis adalah penghubung yang mengendalaikan komunikasi antar neuron.
- Struktur Sinapsis
Pada setiap neuron, aksonnya berakhir pada suatu tonjolan kecil yang disebut tombol sinapsis. Permukaan membran tombol sinapsis disebut membran prasinapsis yang berfungsi melakukan transmisi rangsangan. Sementara itu, permukaan membran dendrit dari sel yang dituju disebut membran post-sinapsis yang berfungsi sebagai penerima transmisi rangsangan. Kedua membran tersebut dipisahkan oleh celah sinapsis.
Pada sitoplasma tombol sinapsis (gelembung sinapsis), terdapat neurotransmitter, neurotransmitter merupakan zat kimia yang dapat menanggapi impuls elektrik pada neuron dn dapat mentransmisikan impuls ke neuron berikutnya. Contoh neurotransmitter adalah asetilkolin, dopamin, noradrenalin, dan serotonin. Asetilkolin terdapat diseluruh sistem saraf, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatetik, dopamin dan seritonin terdapat di otak. Neurotransmitter utama pada mamalia adalah setilkolin dan noradrenalin
- Mekanisme Kerja Sinapsis
Jika impuls tiba di tombol sinapsis, maka akan terjadi peningkatan permaebilitas membran prasinapsis terhadap ion Ca. Akibatnya, ion Ca masuk dan gelembung sinapsis melebur dengan membran pra-sinapsis sambil melepaskan neuroransmitter ke celah sinapsis. Neuroransmitter membawa impuls ke membran post-sinapsis. Setelah menyampaikan impuls, kemudian neuroransmitter dihidrolisis oleh enzim yang dikeluarkan membran post-sinapsis, misalnya enzim asetilkolinesterase. Jika neuroransmitter-nya berupa asetilkolin, maka akan dihirolisis menjadi kolin dan asam etanoat. Kolin dan asam etanoat ini kemudian akan disimpan di gelembung sinapsis untuk dipergunakan lagi.
3. SUSUNAN SISTEM SARAF
Sisem saraf dalam tubuh dapat dibagi menjadi sistem saraf pusat (sentral) dan sistem saraf tepi (periferal).
- Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang (medula spinalis).
1. Otak
Otak befungsi sebagai pusat koordinasi dalam tubuh. Otak berada didalam tulang tengkorak dan diselubungi oleh jaringan yang disebut Meninges. Selapujt ini tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan terluar melekat pada tulang disebut duramater, lapisan tengah disebut arakhnoid, dan lapisan dalam melekat pada lapisan sumsum, disebut piamater. Penyakit radang pada selaput meninges disebut meningistis.
Otak merupakan ujung anterior tabung neural yang membesar. Pada manusia, pembesaran itu begitu besar sehingga persamaannya dengan sumsum tulang belakang tidak terlihat.
Tabel Bagian otak dan derivat utamanya
Bagian Otak | Derivat Utamanya |
Otak Depan (Prosensefalon) - Telensefalon - Diensefalon | Bulbus Olfaktori Hemister serebrum Epitalamus, badan pineal, talmus, hipotalamus, kelenjar pituitari (sebagian) |
Otak Tengah (Mesensefalon) | Kolikulus Superior Kolikulus Inferior |
Otak Belakang (Rombensefalon) - Metensefalon - Mielensefalon | Serebelum Medulla Oblongata |
Serebrum memiliki permukaan yang brlipat-berlipat dan mengandung ratusan juta neuron. Korteks (bagian luar) serebrum terdiri dari substansi grissea yan berwarna abu-abu. Medula (bagian dalam) serebrum berwarna putih disebut substansi alba. Saluran tengah sumsum tulang belakang menjulur ke dalam otak dan bersambung dengan beberapa ruang besar yang salaing berhubungan disebut ventrikel. Semua ruangan ini diisi dengan cairan serebrospinal yang sebagian besar dihasilkan oleh pleksus koroid vaskular yang berkembang dalam dinding tipis medula dan diensefalon serta ventrikel lateral.
Medula oblongata terletak dibagian antara sumsum tulang belakang dengan bagian otak lainnya. Fungsinya mengatur denyut jantung, tekanan darah, gerakan pernafasan, sekresi ludah, menelan, gerak peristaltik, batuk, dan bersin.
- Medula Spinalis atau sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang menyerupai tali putih kemilau dari dasar otak ke tulang belakang. Irisan melintang sumsung tulang belakan menunjukkan bagian luar yang tersusun dari bahan putih disebut substansi alba dan bagian dalam yang tersusun dari bahan abu-abu yang disebut substansi grissea yang berbentukkupu-kupu. Dalam bahan abu-abu terdapat saluran tengah (kanal sentral) yang berisi cairan serebrospinal. Saluran ftersebut berhubungan dengan rongga ventrikel di dalam otak yang juga berisi cairan tersebut.
Substansi alba mengandungakson bermielin, berfungsi menghantarkan impuls menuju ke otak dan dari otak ke efektor. Substansi grissea mengandung serat-serat saraf tidak bermielin dan sinapsis. Bagian Substansi grissea dibedakan menjadi dua, yaitu akar dorsal dan akar ventral. Di dalam akar dorsal terdapat saraf sensori/aferen yang dendritnya berhubungan dengan reseptor. Akar ventral mengandung badan sel saraf motor/eferen yang membawa impuls dari otak ke efektor.
Sumsum tulang belakang juga dilindungi oleh selaput meninges. Fungsi utama sumsum tulang belakang adalah menghubungkan impuls dari dan ke otak, serta memberi alternatif jalan terpendek pada gerak refleks.
- Sistem Saraf Tepi (saraf periferal)
Sarafa tepi terdiri dari pasangan-pasangan saraf kranial dan saraf spinal yang keluar dari otak dan sumsum tulang belakang serta menghubungkannya dengan tiap reseptor dan efektor dalam tubuh. Sistem saraf tepi dibagi menjadi sistem sensori somatik dan sistem autonom. Namun, berdasarkan arah impulsnya dibagi menjadi dua, yaitu sistem aferen dan sistem eferen. Sistem aferen mengandung sel saraf yang menghantarkan informasi dari reseptor ke sistem saraf pusat. Sistem saraf eferen mengandung sel saraf yang menghantarkan informasi dari sistem saraf pusat de otot dan kelenjar.
- Saraf Sensori Somatik, sistem ini meliputi 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf spinal yang semuanya merupakan saraf campuran. Dari 12 nama saraf kranial, saraf nomor I, II, dan VII terdiri atas neuron-neuron sensori; saraf nomor III, IV, VI, XI, dan XII terdiri atas neuron-neuron motorik; sedangkan yang lainnya (nomor V, VII, Ix) terdiri atas gabungan neuon motor dan sensorik; nomor X (nervus vagus) mempunyai daerah jelajah luas sehingga disebut saraf pengembara. Pada saraf spinal, 31 pasang saraf ini merupakan gabungan antara neuron motor dan neuron sensorik. Neuron sensorik mesuk ke sumsum tulang belakang melalui akar dorsal,semua dendritnya berasal dari reseptor sedang neuron motorkeluar dari sumsum tulang belakang melalui akar ventral dan semua neuritnya menuju ke efektor.
TABEL. 12 PASANG SARAF KRANIAL
No | Nama Saraf | Asal Saraf Sensori | Asal Saraf Motor |
I | Olfaktori | Selaput lendir hidung | - |
II | Optik | Retina mata | - |
III | Okulomotorik | Otot penggerak bola mata | Otot penggerak bola mata, akomodasi mata, penyempitan pupil |
IV | Troklear | Otot penggerak bola mata | Otot lain penggerak bola mata |
V | Trigeminal | Gigi,kulit muka, rahang | Otot pengunyah |
VI | Abdusen | Otot penggerak bola mata | Otot lain penggerak bola mata |
VII | Fasial | Ujung pengecap, wajah, bibir, dan kelopak mata | Otot muka, kelenjar ludah |
VIII | Auditori | Klokea dan saluran semisirkuler | - |
IX | Glosofaringeal | Ujung pengecap di lidah belakang | Kelenjar parotis, otot penelan di laring |
X | Vagus | Ujung saraf alat dalam, paru-paru, lambung, aorta, dan laring | Parasimpatetik ke jantung,lambung, usus halus, laring, tenggorokan |
XI | Spinal | Otot belikat | Otot di belikat |
XII | Hipoglosal | Otot lidah | Otot di lidah |
- Saraf Autonom, saraf-saraf in mengatur dan mengontrol kegiatan organ-organ dalam. Misalnya kelenjar keringat, otot perut, pembuluh darah, dan alat-alat reproduksi. Ada dua macam saraf autonom yaitu saraf simpatetik dan saraf parasimpatetik. Stimulasi dari sistem saraf simpatetik pada umumnya berakibat merangsang kerja organ, sebaliknya, stimulasi oleh saraf parasimpatetik pada umumnya bersifat menghambat kerja organ. Jadi efek kerja kedua saraf ini bersifat antagonis. Efek yang berbeda ini menyebabkan neurotransmitter yang dihasilkannya pun berbeda. Pada saraf simpatik, neurotransmitter adalah noradrenalin, sedang pada saraf parasimpatetik adalah asetilkolin
Tabel. Efek Antagonis Sistem Saraf Parasimpatetik dan Simpatik
Organ atau Jaringan | Efek Stimulasi Sistem Saraf Parasimpatetik | Efek Stimulasi Sistem Saraf Simpatetik |
Iris (Pupil Mata) | Menyempitkan Iris (Pupil) | Melebarnya Iris (pupil) |
Kelenjar air mata | Menstimulasi keluarnya air mata | - |
Kelenjar air liur | Merangsang sekresi air liur | Menghambat sekresi air liur |
Otot antar rusuk | Mengurangi kecepatan bernafas | Meningkatkan kecepatan bernafas |
Bronkus dan bronkiolus | Mengecilkan bronkus dan bronkiolus | Membesarkan bronkus dan bronkiolus |
Jantung | Menghambat kecepatan denyut jantung | Meningkatkan kecepatan denyut jantung |
Pembuluh darah | Menurunkan tekanan darah | Meningkatkan tekanan darah |
Sistem urin | Meningkatkan pengeluaran urin | Menurunkan pengeluaran urin |
usus | Merangsang gerak peristaltik Merangsang sekresi getah lambung Merelaksasikan sfingter dubur | Menghambat gerak peristaltik Menghambat sekresi getah lambung Kontraksi sfingter dubur |
Kulit | Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh Merangsang vasodilatasi, yaitu pembesaran diameter pembuluh darah, biasanya pada arteriola | Kontraksi otot penegak rambut Merangsang produksi keringat Merangsang vasokontriksi, yaitu pengecilan diameter pembuluh dara, biasanya pada arteriola |
Hati | Mengubah glukosa menjadi glikogen | Mengubah glikogen menjadi glukosa |